Trip to bali without airplane and low budget part. 2

Perjalanan dilanjut hari Selasa dari jam 7.15 sampai 21.15 gua habiskan di kereta. Pegel. Kereta molor sekitar 15 menit karena ada kecelakaan. Beruntungnya, gua ketemu Widi di kereta, doi orang Bali dan mau jalan pulang ke Bali. Berbekal tukeran film drama Korea, gua pun pepet dia biar ngikuti sampai terminal Ubung. Yap. Sukses.

Turun dari kereta kita jalan dikit nggak nyampe 1 km buat ke pelabuhan Ketapang. Kalo ditawarin kendaraan, usir baik-baik aja, dari stasiun kita belok kanan nanti ada atm BNI dan welcome to Pelabuhan Ketapang.


Sesampainya di pelabuhan kita beli tiket seharga 6k. Kapal beroperasi 24 jam dengan lama penyeberangan 1 jam. Jangan lupa identitas dibawa. Turun dari kapal, kita perlu jalan keluar dan kembali di cek identitas oleh petugas, gitu juga untuk di terminal Gilimanuk. Bis malam yang gua tumpangi bertarif 50rb per orang yang normalnya 30rb.

Sesampainya di terminal Ubung, jangan kaget kalo calo bis langsung menyerbu. Hati-hati juga calonya rese dan galak, kalo udah tau mau naik apa langsung ke tempat bis / angkotnya aja, jangan nanya sama calo. Kalo ga tau, mending naik Grab atau sejenisnya, but please jangan minta jemput di deket terminal, kalian jalan ke luar terminal terus belok kanan dan lurus aja. Kalian bisa minta jemput di sekitar lampu merah atau bank Hoki.

Kalo naik angkot, tarif normal 10rb ke Jl. Jendral Sudirman. Abis itu naik bis ke arah Kuta tarifnya 3rb. Kalo gua kemarin jam setengah 4 subuh naik Grab dengan harga 43rb. Not too much different karena gua berdua, dan kemarin ditembak tarif angkot 20rb.
Oh iya, kita  dapat penginapan di Monostel Hostel. Tempatnya di Jalan Legian, menurut gua, tempatnya strategis dan murah. Gua permalam booked lewat booking.com dengan harga 120k. Gua suka sama pegawai disana, ramah-ramah. Yang nggak begitu gua suka, di kamarnya nggak ada peraturan jangan pakai sepatu, jadi di kamar sulit buat shalat. Kamar mandinya ada 4 dilengkapi air hangat juga, cukup bersih. Bagian terfavorit di Monostel adalah Resto and Bar yang persis di lantai bawah hostel. Ala-ala retro vintage gitu, so classy. Breakfastnya juga banyak, voucher bisa di tukar roti, kopi atau teh, buah segar atau jus, dan telur yang bisa di buat beberapa versi. Buat gua sih kenyang.


Kita yang check in subuh pun nggak dikenakan add charged. Setelah mandi dan subuhan, seketemunya kasur langsung tepar karena cuaca mendukung banget buat tidur. Sekitar jam 9 wita. kita cari makan ke arah pantai Kuta, nah yang susah disini adalah cari makan halal, yang kedua harganya yang lumayan mahal, dan yang terakhir karena hujan. Akhirnya gua berhenti terpaksa di salah satu warung makan nasgor, capcai dan kwetiau karena hujan cukup deras. Gua cuma pesan jus mangga dan salad buah, kalo ini worth it karena porsi jumbo dengan harga 15k. Tempat ini nggak jauh dari Australia Resto and bar.


Setelah itu jalan ke pantai Kuta sampai ke pantai Legian. Anginnya kenceng banget karena lagi hujan juga. We just took some photo, biar ceritanya ke pantai lah dan kembali ke hostel. Oh iya, kita sempat mampir di Sour Sally buat beli Yoghurt. I love their wall's.


Sorenya cuaca lebih mendukung dan shopping pun dimulai!!! Dari penginapan ke Joger sekitar 2km, ke pantai Kuta 1km dan pantai Legian 1,3km. Cukup strategis dengan CK di kanan hostel dan Indomart di kiri hostel. Selesai shopping kita simpan oleh-oleh dan balik lagi ke pantai Kuta, nggak ada sunset. Seenggaknya ada pantai.


You never have too much beach.

0 comments:

Posting Komentar