*Pantai Tebing*
Akses jalannya memang belum aspal full hingga pantai, tapi mudah diakses karena dekat dengan jalan raya. Tbh, ekspetasi gua kurang sebanding kenyataannya. Gua kira tebingnya tinggi menjulang, tapi ngga. Bagusnya sih sepi dan bersih, macam private beach di Pekalongan dulu. Menurut papan petunjuknya, pantai ini merupakan warisan alam kawasan geopark Rinjani. Pasir di pantai Tebing berwarna hitam, cukup kontras dengan warna tebingnya yaitu cokelat terang. Hati-hati dengan tebing yang mungkin longsor atau runtuh ketika disandari. Mending kesini nyender sama gebetan ya daripada sama tebing, dia rapuh. Warna airnya biru gelap, ombaknya stabil hari itu. Tapi gua kira pantai Tebing dapat dinikmati dengan cantik ketika matahari datang atau pergi.
Pantai selanjutnya hari itu adalah pantai Nipah, sebenarnya ini random berhubung kita sedang dalam perjalanan menuju Senggigi. Ternyata dari beberapa blog pantai ini masuk ke dalam list pantai dengan sunsetnya yang indah. Benar. Matahari benar hilang di ujung laut, hari itu matahari benar pergi dengan cantik sekaligus sunset terindah yang kita nikmati selama perjalanan ini. Sayangnya, pantai Nipah kebersihannya kurang terjaga, atau entahlah apa itu sampah yang terbawa ombak dari laut.
*Pantai Nipah*
Keesokan paginya, ala-ala morning workout by the beach sekaligus menunggu sunrise. Posisi hotel kita berada persis di depan gang masuk ke pantai Senggigi. Tiket masuk pejalan kaki yaitu 1k, even itu masih pagi banget tapi udah ada penjaganya. Sepengelihatan gua, sepertinya pantai Senggigi ini cukup ramai, karena banyak kafe dan hotel by the beach. Kita melipir pantai Senggigi untuk mencari spot, tapi nggak ada yang cocok, akhirnya kita jogging ke pantai Kerandangan 2 yang tidak jauh dari sana (between 2km lol).
*Pantai Kerandangan 2*
Setelah masuk ke gerbang masuk pantai Kerandangan 2 kita akan berjalan di kebun kelapa. Sapi di pagi itu sudah mulai digembalakan. Bagusnya kita dapat spot cocok untuk morning workout. Ombaknya menggoda untuk bermain-main, tapi kita berdua tidak punya banyak waktu karena urusan perut yaitu sarapan.
Hari itu kita tutup dengan menikmati sunset di pantai Kuta Mandalika Lombok, karena kita pindah stay ke daerah Kuta yang persis spot sea view. Laut sore itu surut hingga banyak anak kecil yang mencari yuyu alias kepiting. Sayangnya sunset tidak muncul dengan sempurna karena langit berawan. Daerah Kuta makin ramai saat malam.
*Pantai Kuta Mandalika*
Penasaran dengan mentari di pantai Kuta, besok paginya kita coba workout by the beach disana. Lagi-lagi kita tidak mendapatkan matahari yang sempurna tapi kita bertemu banyak teman baru. Siapa? Mereka adalah anak-anak yang tinggal di dekat pantai Kuta. Mereka dengan antusiasnya ikut #300SquatsChallenge yang lagi gua lakuin hari itu. Selain itu kita juga push-up, planking, jumping jack, skipping, lomba lari dan lil' boxing time. Seriously, mereka seru banget. Kenal mereka hari itu buat gua banyak bersyukur atas kondisi gua sekarang. Yup, nyatanya kita emang bisa belajar dimana aja dan dari siapa aja.
Setelah sarapan pagi itu kita lanjut tanning menuju Pantai Tanjung Aan. Jarak Pantai Kuta ke Tanjung Aan kurang lebih 6km. Jalanan menuju pantai belum begitu bagus, kurang lebih 2km jalanan yang kita lewati adalah batuan, tapi semuanya berbalas sempurna dengan laut yang biru jernih, pantai pasir bersih dan halus dengan warna hampir putih. Dari pantai Tanjung Aan kita bisa melihat Bukit Merese dan Pantai Batu Payung. Disini juga banyak pemilik kapal yang menawarkan 3 spot diatas dengan perahu mereka. But be careful. Para pemilik perahu biasanya menawarkan harga 150k/orang untuk 3 spot diatas, mostly 100k. Berbekal jurus tawar-menawar yang handal, kita hanya bayar 100k/2orang.
Drama agak terjadi ketika kita ditinggal di Bukit Merese, well sebenarnya kita bisa aja jalan kaki mengitari bukit untuk balik ke pantai, tapi jauh bro.
Pemandangan dari atas bukit Merese masih berbekas di ingatan gua. Hamparan bukit "Savanna" melintang sempurna, laut yang biru nan cantik.
Bukit Merese di bulan Juli, indah.
Ombak yang lumayan tinggi menyebabkan kita batal melipir ke Pantai Batu Payung, ngeri. Tapi kita sempat berfoto dari kejauhan, daripada nggak sama sekali.
Gempa yang mengguncang Lombok agaknya membuat kita berdua parno untuk melipir ke pantai. Tapi... liburan harus lanjut.
Pantai selanjutnya yang kita datangi adalah pantai Selong Belanak, yaaa entah efek gempa sebelumnya atau memang anginnya hari itu yang parah menyebabkan kita gagal melipir. Padahal biaya masuk pantai 10k dan sepertinya pantainya bagus (karena kita mendaki undakan untuk melihat pantai Selong Belanak dari kejauhan).
Sore harinya kita masih penasaran dengan Pantai sekitarnya yaitu pantai Mawun, sore itu pantai cukup sepi atau memang pantainya sepi. Entahlah. Tarif masuk Pantai Mawun sama dengan pantai Selong Belanak yaitu 10k. Pantai Mawun menurut gua kurang bagus untuk dinikmati di sore hari karena matahari tenggelam di sisi bukitnya, bukan di laut.
Pantai terakhir yang kita kunjungi adalah Pantai Bilasayak di Taman Nasional Gunung Tunak. Gosh. Jalanannya parah bro. Pantainya kurang terawat, well ya pantainya sepi, dan masih natural. Entahlah, sepertinya pengelola lupa dengan menjaga kebersihan, padahal ada tiket masuknya. Tracknya untuk sampai di Pantai Bilasayak ngga gampang, petunjuk jalan yang nggak jelas adanya menambah kesulitan. Ada satu lagi masalahnya, no signal. Beberapa satwa Taman Nasional bisa kita temui seperti rusa, (kupu-kupu harusnya), sapi, ular, kadal, dan sejenisnya. Agak sayang aja sih kalo belum dikelola dengan maksimal, padahal berpotensi banget.
Udah sih, gua masih utang banyak spot di Lombok yang perlu dikunjungi.
Mungkin lusa atau dilain hari.
Ciaooo~~~
Setelah sarapan pagi itu kita lanjut tanning menuju Pantai Tanjung Aan. Jarak Pantai Kuta ke Tanjung Aan kurang lebih 6km. Jalanan menuju pantai belum begitu bagus, kurang lebih 2km jalanan yang kita lewati adalah batuan, tapi semuanya berbalas sempurna dengan laut yang biru jernih, pantai pasir bersih dan halus dengan warna hampir putih. Dari pantai Tanjung Aan kita bisa melihat Bukit Merese dan Pantai Batu Payung. Disini juga banyak pemilik kapal yang menawarkan 3 spot diatas dengan perahu mereka. But be careful. Para pemilik perahu biasanya menawarkan harga 150k/orang untuk 3 spot diatas, mostly 100k. Berbekal jurus tawar-menawar yang handal, kita hanya bayar 100k/2orang.
Drama agak terjadi ketika kita ditinggal di Bukit Merese, well sebenarnya kita bisa aja jalan kaki mengitari bukit untuk balik ke pantai, tapi jauh bro.
*Pantai Tanjung Aan dan Bukit Merese*
Bukit Merese di bulan Juli, indah.
Ombak yang lumayan tinggi menyebabkan kita batal melipir ke Pantai Batu Payung, ngeri. Tapi kita sempat berfoto dari kejauhan, daripada nggak sama sekali.
Gempa yang mengguncang Lombok agaknya membuat kita berdua parno untuk melipir ke pantai. Tapi... liburan harus lanjut.
Pantai selanjutnya yang kita datangi adalah pantai Selong Belanak, yaaa entah efek gempa sebelumnya atau memang anginnya hari itu yang parah menyebabkan kita gagal melipir. Padahal biaya masuk pantai 10k dan sepertinya pantainya bagus (karena kita mendaki undakan untuk melihat pantai Selong Belanak dari kejauhan).
*Pantai Selong Belanak dari kejauhan*
*Pantai Mawun*
*Pantai Bilasayak*
Udah sih, gua masih utang banyak spot di Lombok yang perlu dikunjungi.
Mungkin lusa atau dilain hari.
Ciaooo~~~
0 comments:
Posting Komentar